Tentang Arab Spring (Kebangkitan Dunia Arab)

Semakin dekat hari menjelang demonstrasi besar - besaran terhadap penuntutan agar Ahok turun. Alasan saya menulis pos ini agar adanya pendapat TNI bahwa beberapa kelompok ingin Indonesia terjadi kejadian serupa dengan Arab Spring. Jadi, apa itu Arab Spring (Kebangkitan Dunia Arab) ? Cekidot !

Arab Spring (Kebangkitan Dunia Arab) yang terjadi di Tunisia menyebabkan pemerintahan yang sah lengser.

Arab Spring (Kebangkitan Dunia Arab) terjadi pada tanggal 18 Desember 2010 sampai sekarang (hari ini juga !) Sejak 18 Desember 2010, telah terjadi revolusi di Tunisia dan Mesir; perang saudara di Libya; pemberontakan sipil di Bahrain, Suriah, dan Yaman ; protes besar di Aljazair,Irak, Yordania, Maroko, dan Oman, dan protes kecil di Kuwait, Lebanon,Mauritania, Arab Saudi, Sudan, dan Sahara Barat. Moto yang digunakan adalah Ash-sha`b yurid isqat an-nizam (Rakyat ingin menumbangkan rezim ini).

Graffiti saat terjadi Arab Spring.

Penyebab terjadinya Arab Spring dipicu oleh beberapa faktor, antara lain :
- Negara otoriter (paling utama diproteskan).
- Kemiskinan ektrim.
- Korupsi.
- Pelanggaran HAM berat.
- Inflasi.
- Pengangguran.
- Kleptokrasi (pemungutan pajak kepada rakyat untuk kepentingan individu pemerintah sendiri).
- Sektarianisme (deskriminasi, atau kebencian terhadap suatu kelompok, terutama agama).

Kerusuhan pertama terjadi di Tunisia, dan diperberat oleh aksi pembakaran diri oleh Mohammad Bouazizi, sebagai protes terhadap penyitaan barang dagangannya dan juga pelecehan dan penghinaan yang dilakukan oleh seorang pejabat kota dan ajudannya. Akhirnya, kejadian pertama diakhiri dengan pemunduran Presiden Tunisia, Zine El Abidine Ben Ali (dan melarikan diri ke Arab Saudi).

Mohammed Bouazizi, pencetus Revolusi Tunisia.

Setelah dibuktikan Revolusi Tunisia berhasil, akhirnya muncul rasa semangat, dan kemarahan yang biasa diproteskan pada hari Jumat setelah sholat Jumat (mirip seperti yang direncanakan 4 November mendatang), protes dilakukan di Mesir, berakhir dengan lengsernya pemerintahan Presiden Hosni Mubarak (melakukan pengunduran diri).

Presiden Sudan Omar al-Bashir mengumumkan ia tidak akan mencalonkan diri lagi pada 2015,begitu pula Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki, yang masa jabatannya berakhir tahun 2014, meski unjuk rasa semakin menjadi-jadi menuntut pengunduran dirinya sesegera mungkin.

Protes di Yordania juga mengakibatkan pengunduran diri pemerintah, sehingga mantan Perdana Menteri and Duta Besar Yordania untuk Israel Marouf al-Bakhit ditunjuk sebagai Perdana Menteri oleh Raja Abdullah dan ditugaskan membentuk pemerintahan baru. Pemimpin lain, Presiden Ali Abdullah Saleh dari Yaman, mengumumkan pada 23 April bahwa ia akan mengundurkan diri dalam waktu 30 hari dengan imbalan kekebalan hukum.

Arti : Bersama (kita) melawan ketidakadilan, berakhir dengan Revolusi Mesir.

Bagaimana dengan Libya ? Seperti yang kita ketahui pemimpin otoriter Libya, Muammar Qaddafi dalam kejadian kerusuhan Arab Spring menolak untuk turun. Hal ini menyebabkan perang saudara antara pihak Muammar, dengan pihak pemberontak yang terjadi di kota Benghazi, Libya.

Dampak protes ini menarik perhatian dunia, sehingga terpilihnya satu orang dari kawasan terjadi kerusuhan tersebut dari Yaman bernama Tawakel Karman, yang menerima Nobel Perdamaian tahun 2011.

Negara, dan dampak saat terjadi Arab Spring [Gambar besar]

Jadi, apa hubungannya dengan 4 November 2016 nanti?
Seperti yang dilansir di cnnindonesia.com , Kepala Pusat Penerangan Markas Besar TNI Brigjend Wuryanto menilai perkembangan politik yang terjadi menjelang pilkada serentak 2017 mirip rangkaian revolusi yang terjadi di Timur Tengah sejak 2010 silam.

Wuryanto menuturkan hal tersebut menyikapi situasi politik yang makin memanas belakangan ini, termasuk rencana unjuk rasa ant-Basuki Tjahaja Purnama, Jumat mendatang. "Melihat sejarah perkembangan Arab Spring, mulai dari Mesir, Libya, dan Suriah, semua yang terjadi saat itu hampir tidak ada bedanya dengan (Indonesia) hari ini," ujarnya di Jakarta, Selasa (1/11).

Brigjend. TNI. Wuryanto

"Beberapa kelompok ada yang menginginkan hal seperti itu (Arab Spring). Itu bisa berkembang atau tidak, tergantung pada peran media massa," ujarnya.

Menghadapi fenomena sosial seperti itu, Wuryanto menegaskan, TNI akan terus bersiaga. Mereka akan turut bertugas mengawal unjuk rasa tanggal 4 November nanti. "TNI berada di atas semua golongan, TNI akan mengerahkan semua kemampuan untuk membantu Polri," ujar Wuryanto.

BACA JUGA : Beredar Surat NKRI Siaga I

Demikianlah, informasi untuk hari ini. Semoga bermanfaat, bersiagalah pada 4 November 2016 :) Jangan lupa dishare, dan sampai jumpa di pos berikutnya. Salam Nasionalisme !

Copyright © Michael Chen, 2016

Related Posts:

Tweet