Naypyidaw, Contoh Akibat Buruk Perpindahan Ibukota

Beberapa bulan yang lalu, muncul kembali wacana pemindahan ibukota Indonesia, yang dulunya pernah dibahas oleh Presiden Soekarno, bahkan era Pemerintahan Kolonial Belanda. Di tahun ini, pembahasan mengenai pemindahan ibukota mulai bangkit kembali, dan rencananya dipindahkan pada tahun 2018.

1. Wacana Pemindahan Ibukota ke Pulau Kalimantan

Pulau Kalimantan

Dahulunya, Pemerintah Kolonial Belanda merencanakan pemindahan ibukota dari Batavia, ke Bandung, alasannya banyak masalah kebersihan, dan wabah penyakit, seperti malaria, dan kolera. Wacana ini dahulunya digagas oleh Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels.

Menurut sejarawan JJ Rizal, Presiden Soekarno tidak ingin memindahkan ibukota, namun hanya ingin kota- kota lain, di Pulau Jawa, memiliki pemandangan elit, seperti Jakarta, sehingga terjadi pemerataan pembangunan. Palangkaraya dianggap memungkinkan sebagai Jakarta yang baru (wacana muncul tahun 1957).

2. Negara Serupa yang Mengalami Pemindahan Ibukota

Mantan Presiden Brazil, Juscelino Kubitschek

Maksud dari negara serupa ini adalah negara yang memindahkan ibukotanya ke kota lain, karena masalah pemerataan penduduk, dan pembangunan. Negara tersebut, contohnya Brazil. Presiden Juscelino Kubitschek (1960), melakukan pemindahan ibukota Brazil, dari Rio de Jainero, ke Brazilia. Alasannya karena di Rio terjadi kemajuan, sedangkan kota - kota lain mengalami keterbelakangan. Jelas, pada awalnya, pemerintah Brazil sangat sulit memindahkan departemen / organ pemerintahan ke kota baru.

3. Ne Win, Pemimpin Myanmar yang Memindahkan Ibukota ke Naypyidaw

Yangon, ibukota lama

Sebelumnya, ibukota Myanmar terletak di Yangon. Namun, setelah terjadi kudeta militer (1962), Jenderal Ne Win, naik menjadi presiden, dan perdana menteri. Program awalnya adalah menghapus pemerintahan demokrasi parlementer, membubarkan legislatif, dan membekukan konstitusi.

Jenderal Ne Win

Ne Win adalah seorang yang dikenal percaya dengan hal - hal mistis, sehingga selalu membawa ahli nujum (dukun), kemanapun dia pergi. Tahun 1987, atas rekomendasi seorang peramal, yang mengatakan angka 9 merupakan nomor keberuntungan, Ne Win, langsung memerintahkan penarikan uang secara massal, dan menggantikan dengan uang 45, dan 90 kyat (angka habis dibagi 9). Hal ini menyebabkan ekonomi Myanmar makin hancur. Ne Win juga percaya akan mantra, untuk menangkal kesialan, yang disebut dengan yadaya.

Ada juga, peramal yang mengatakan akan terjadi pertumpahan darah, ia langsung berdiri di depan cermin, dan menginjak - injak daging, untuk mensimulasikan darah, serta menembak dirinya di cermin, untuk mencegah upaya pembunuhan. Ne Win juga tidak mentolerir setiap demonstrasi. Salah satu demonstrasi yang terkenal adalah ketika pemerintah tidak memberikan pemakaman kenegaraan bagi Sekjen PBB U Thant, pada tanggal 5 Desember 1974 (kebanggaan Myanmar, karena menjadi sekjen PBB pertama di Asia).

4. Pemindahan Ibukota Myanmar Dianggap Terunik di Dunia

Naypyidaw, Ibukota Baru

Selain mengubah nama negara Burma, menjadi Myanmar, junta militer juga mengubah ibukota negara dari Yangon, ke Naypyidaw. Alasan logis pemindahan ibukota adalah Naypyidaw terletak di tengah Myanmar, sehingga memudahkan bila berpergian ke kota lain. Namun, ada juga alasan pemindahan ibukota, karena pemimpin militer Ne Win, takut akan invasi militer negara lain, terutama Amerika Serikat, karena Yangon terletak di pesisir pantai, dan pendapat Ne Win akan lemahnya AL Myanmar, dibandingkan AD Myanmar.

Ada juga pendapat pejabat militer Myanmar, bahwa pemindahan akan membawa keberuntungan. Sampai- sampai, pemerintah Myanmar menggelontorkan dana $ 4 miliar (sekitar 53 triliun rupiah). Namun, pemindahan ini tidak membawa keuntungan, karena luasnya kota Naypyidaw (7054, 37 km²), serta kepadatan penduduk yang sedikit. Akibatnya, Naypyidaw menjadi kota mati. Juga, akibat pemindahan ini, pasokan listrik di Yangon menjadi berkurang, sehingga masyarakat Yangon, mengatakan pemindahan ini sebagai "transfer listrik".

Gambar di atas menunjukkan betapa mantapnya ibukota baru, karena disediakannya 20 jalur, namun pemakainya hanya satu sepeda motor. Konon, 20 jalur ini akan menjadi runway (landasan pacu) darurat, apabila terjadi invasi militer. Hal ini diduga paranoid pemimpin militer Ne Win yang tinggi.

5. Video Naypyidaw yang Sepi.




Copyright © Michael Chen, 2017
Copyright © YouTube, 2016, 2013, 2011

Related Posts:

Tweet